Wednesday, March 12, 2008

BERANI BERDAMAI

Nats: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa
mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu
(Kejadian 50:17)

Seorang ibu sulit menaikkan Doa Bapa Kami, sebab ia tak sudi
mengampuni. Semula ia bangga memiliki suami yang setia. Belakangan,
ketika sang suami mendadak meninggal karena serangan jantung, baru
terkuak sisi gelap hidupnya. Rupanya, sudah lama ia selingkuh. Ibu
itu sangat kaget. Rasa kehilangannya berubah menjadi kebencian. Ia
sulit mengampuni meski suaminya telah pergi.

Tanpa pengampunan, kesalahan yang kita atau orang lain perbuat akan
menjadi sampah di hati. Jika dibiarkan, baik yang berbuat salah atau
yang terluka sama-sama menderita. Saudara-saudara Yusuf
bertahun-tahun memendam rasa bersalah karena telah merusak hidup
Yusuf (Kejadian 50:15). Ketakutan membayangi mereka: kelak Yusuf
pasti balas dendam! Nyatanya, Yusuf sama sekali tak menyimpan
dendam.

Bertahun-tahun Yusuf dan saudara-saudaranya kehilangan kontak.
Selama itu, Yusuf hidup merana tanpa saudara. Semua itu baru
berakhir setelah saudara-saudara Yusuf bersujud dan memohon ampun di
hadapannya. Yusuf pun menangis haru. Ia mengatakan bahwa ia tak akan
mengadili dan menghukum mereka, tetapi ia justru akan memelihara
hidup mereka (ayat 18-21). Hari itu, beban berat yang menyelimuti
hati bertahun-tahun lenyap! Babak baru hidup mereka dimulai, sebab
ada pengampunan dan pemulihan.

Dalam hidup bersama, ada saatnya kita menyakiti atau disakiti. Itu
tak terhindarkan. Yang penting, apa yang kita perbuat sesudahnya;
memilih untuk membiarkannya lalu hidup dalam dendam atau
mengupayakan perdamaian? Hanya dengan berani mengakui dan
mengampuni, kita bisa merasakan indahnya pemulihan -JTI

ORANG YANG HATINYA MUDAH MENGAMPUNI
MAMPU MENGHADIRKAN SURGA DI BUMI