Friday, November 30, 2007

Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Kebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan perkembangannya dipantau melalui satelit.
Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya megatsunami, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam.

Penyebab terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Syarat terjadinya tsunami akibat gempa

1. Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
2. Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
3. Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Sistem Peringatan Dini :

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.

Kesimpulan dan saran

Jika tsunami datang :

1. Jangan panik
2. Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat
dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya
3. Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi
4. Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar
turut serta.
5. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut.
6. Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke
tempat yang lebih tinggi.
7. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat
8. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan
9. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan
bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk
sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
10.Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak
membawa apa-apa

Sesudah tsunami :

1. Ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat satu-persatu
2. Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman
3. Hindari instalasi listrik
3. Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi Jalinlah komunikasi dan kerja sama
dengan warga sekitar
4. Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal

Tsunami dalam sejarah :

1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa.
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
2004 - Pada tanggal 25-26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m,
2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.
2007 - 12 September, Bengkulu, M8.4, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.

Daftar pustaka :

Iwan, W.D., editor, 2006, Summary report of the Great Sumatra Earthquakes and Indian Ocean tsunamis of 26 December 2004 and 28 March 2005: Earthquake Engineering Research Institute, EERI Publication #2006-06, 11 chapters, 100 page summary, plus CD-ROM with complete text and supplementary photographs, EERI Report 2006-06. [www.eeri.org] ISBN 1-932884-19-X
Dudley, Walter C. & Lee, Min (1988: 1st edition) Tsunami! ISBN 0-8248-1125-9
Kenneally, Christine (December 30 2004). "Surviving the Tsunami". Slate.
Macey, Richard (January 1 2005). "The Big Bang that Triggered A Tragedy", The Sydney Morning Herald, p 11 - quoting Dr Mark Leonard, seismologist at Geoscience Australia.
Lambourne, Helen (March 27 2005). "Tsunami: Anatomy of a disaster". BBC News.
abelard.org. tsunamis: tsunamis travel fast but not at infinite speed. Website, retrieved March 29 2005.
The NOAA's page on the 2004 Indian Ocean earthquake and tsunami

Wednesday, November 28, 2007

Kisi-kisi Materi Pokok Fisika UUS I Klas XI IPA

No.

Materi Pokok

No. Soal

1.

Kecepatan sesaat

1.

2.

Percepatan sesaat

2.

3.

Vektor perpindahan benda

3.

4.

Nilai fungsi percepatan

4.

5.

Harga sudut gerak melingkar

5.

6.

Percepatan gravitasi

6.

7.

Gaya gravitasi

7.

8.

Percepatan gravitasi suatu planet

8.

9.

Resultan interaksi gaya gravitasi

9.

10.

Massa jenis Bumi

10.

11.

Gaya tolak

11.

12.

Gaya gravitasi system dalam segitiga.

12.

13.

Berat Benda

13.

14.

Tinggi suatu tempat

14.

15.

Harga massa bumi

15.

16.

Perbandingan dalam besaran gaya dan besaran elastisitas.

16.

17.

Besar Tegangan Kawat

17.

18.

Regangan kawat

18.

19.

Modulus elastisitas.

19.

20.

Konstanta Gaya Logam

20.

21.

Konstanta gaya pegas

21.

22.

Besar regangan

22.

23.

Simpangan benda

23.

24.

Kecepatan Benda

24.

25.

Percepatan Benda

25.

26.

Jarak Perpindahan Benda

26.

27.

Usaha Benda

27.

28.

Usaha henti.

28.

29.

Tinggi benda dalam usaha

29.

30.

Energi Potensial

30.

31.

Energi Kinetik

31.

32.

Energi Kinetik dan ketinggian

32.

33.

Daya motor

33.

34.

Momentum

34.

35.

Impuls Gaya

35.

36.

Kecepatan dorong senapan

36.

37.

Tinggi Pantulan benda

37.

38.

Kecepatan sesaat perahu.

38.

39.

Kecepatan peluru

39.

40.

Besaran momentum dan impuls.

40.

41.

Percepatan turunan dari kecepatan.

41.

42.

Percepatan gravitasi nol.

42.

43.

Percepatan gerak harmonis sederhana

43.

44.

Usaha benda

44.

45.

Koefisien restitusi/kelentingan

45.

Kisi-kisi Materi Pokok Fisika UUS I Klas XII IPA

No.

Materi Pokok

No. Soal

1.

Pembiasan

1.

2.

Simpangan gelombang

2.

3.

Cepat rambat gelombang

3.

4.

Panjang gelombang slinki

4.

5.

Periode Gelombang

5.

6.

Jarak simpul

6.

7.

Lebar celah difraksi

7.

8.

Kuat medan listrik cahaya

8.

9.

Jarak garis terang interferensi

9.

10.

Sudut kisi difraksi

10.

11.

Amplitudo medan listrik

11.

12.

Frekuensi nada pipa organa tertutup.

12.

13.

Panjang gelombang tabung resonansi.

13.

14.

Resonansi

14.

15.

Taraf Intensitas Bunyi

15.

16.

Beda Potensial Listrik

16.

17.

Muatan listrik

17.

18.

Potensial listrik

18.

19.

Kapasitas kapaitor keping

19.

20.

Rangkaian kapasitor

20.

21.

Rangkaian seri kapasitor

21.

22.

Induksi magnet kawat lurus

22.

23.

Induksi Solenoida

23.

24.

Gaya magnetic electron

24.

25.

Induksi Magnetik di suatu titik.

25.

26.

Gaya magnetic kawat berarus.

26.

27.

Kuat medan magnet electron.

27.

28.

GGL Induksi elektromagnet

28.

29.

GGL maksimum sumber tegangan bolak-balik.

29.

30.

Energi dalam solenoida.

30.

31.

Nilai maksimum tegangan

31.

32.

Sudut fase rangkaian.

32.

33.

Reaktansi kapasitor

33.

34.

Frekuensi Resonansi pada rangkaian AC

34.

35.

Kuat arus RLC

35.

36.

Panjang gelombang electromagnet.

36.

37.

GGL Induksi Faraday

37.

38.

GGL kumparan

38.

39.

Panjang gelombang radiasi

39.

40.

Frekuensi gelombang radiasi

40.

41.

Daya radiasi dari sebuah kawat berpijar.

41.

42.

Jumlah foton

42.

43.

Contoh-contoh benda hitam

43.

44.

Laju kalor radiasi.

44.

45.

Suhu benda hitam

45.

46.

Emisivitas radiasi

46.

47.

Suhu filament radiasi

47.

48.

Energi radiasi

48.

49.

Kuat Medan listrik elektron

49.

50.

Panjang gelombang deret atom

50.