Oleh: Saumiman Saud
1 Samuel 17
Apabila kita mengingat kembali peristiwa-peristiwa besar dalam
Alkitab, ternyata peristiwa-peristiwa yang besar bukan terletak pada
perang antar negara atau bangsa, namun justru perang perorangan antara
Daud dengan Goliat. Sebenarnya pertempuran ini bukan pertempuran yang
wajar, karena kekuatan mereka jika diukur di meja pertarungan tidaklah
seimbang. Di atas kertas Goliat itu harus menang atas pertandingan ini.
Mengapa? Karena tubuh Goliat itu lebih besar. Alkitab mencatat ukuran
tubuh Goliat itu kira-kira 9 kaki dan 9 inci atau 2,97 meter, jadi
hampir 3 meter. Lebih tinggi dari pemain basket yang bernama Yao Ming,
karena Yao Ming tingginya hanya 2,29 meter. Goliat bahkan sudah diberi
gelar si manusia raksasa.
Namun rupanya apa yang diperkirakan manusia justru berbeda
dengan kenyataan. Daud yang bahkan tidak kuat mengenakan seragam perang
ini dapat mengalahkan Goliat yang penuh dengan berbagai perlengkapan
perang. Pertanyaannya mengapa demikian? Ada apa dengan sang Goliat? Apa
kelebihan Daud? Mari kita lihat bagaimana Daud dapat mengalahkan si
raksasa itu? Ada banyak hal yang perlu diperhatikan bila seseorang
hendak
mengalahkan raksasa, namun melalui kesempatan ini kita akan coba melihat
tiga cara yang dipakai oleh Daud.
1. Daud sadar bahwa Tuhan pernah memeliharanya
Tidak ada musuh yang tidak membahayakan, termasuk juga musuh Daud saat
ini. Namun mengingat apa yang telah Tuhan perbuat di dalam sejarah
hidupnya,maka Daud tidak merasa gentar. Daud tidak harus merasa cemas
terhadap musuh, karena sesuai pengalamannya pada masa lalu Tuhan pasti
menolongnya. Coba kita perhatikan 1 Samual 17:34-37, raja Saul sudah
merasa gentar dan takut terhadap Goliat (ay 11). Padahal Saul sendiri
adalah orang yang terpilih, ingat bahwa tubuhnya lebih tinggi dari
seluruh bangsanya, namun dihadapan Goliat ia menjadi takut.
Tatkala Daud mengetahui bahwa raja Saul tak berdaya, maka ia menawarkan
diri untuk melawan musuh tersebut. Namun ia kurang mendapat tanggapan
yang positip, karena selain Daud masih muda juga belum berpengalaman
berperang (ay 33). Lalu Daud menceritakan bagaimana pengalamannya
sebagai seorang gembala domba. Tatkala Singa dan Beruang menerkam
dombanya, ia berdiri menyerang, menghajar dan membunuhnya. Daud tahu,
bahwa semua kekuatan dan keberanian ini bukan berasal dari dirinya
sendiri, tetapi di dalam ay 37 ia mengatakan: "TUHAN yang telah
melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan
melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Sehingga meyakinkan Saul
dan ia berkata: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
Mengingat kembali apa yang Tuhan pernah kerjakan dalam hidup kita dapat
memberikan kekuatan secara khusus bagi kita. Ternyata selama ini Tuhan
tidak pernah meninggalkan kita. Nah, kalau selama ini Tuhan telah
memelihara kita begitu rupa, tentu untuk hari ini dan masa-masa
mendatang Tuhan yang sama juga tidak meninggalkan kita. Kadang lucunya
Tuhan justru mendatangkan kebaikan bagi kita melalui orang-orang yang
sebenarnya hendak mencelakakan kita. Mungkin anda juga pernah mengalami
seperti ini?
Kira-kira apa yang saat ini sedang menjadi musuh terbesar dalam hidup
anda? Kesulitan mendapat pekerjaan? Persoalan keluarga? Masalah dalam
perkuliahan? Sakit yang diderita tidak kunjung sembuh? Bukankah pada
waktu-waktu silam Tuhan sudah memelihara engkau? Bahkan Tuhan Yesus juga
telah mati untuk engkau, apalagi yang perlu ditakuti? Ada orang bilang
kematian itu merupakan ketakutan yang paling dahsyat? Namun bukankah
yang lebih baik dari itu sudah kita dapatkan yang keselamatan setelah
kematian? Oleh sebab itu kalaupun ada bahaya yang mengancam hingga ingin
merengut nyawa, kita pun tidak perlu gentar; sebab dahulu Tuhan telah
menyelamatkan kita dan untuk hari ini dan masa mendatang juga berlaku
hal yang sama.
2. Daud hanya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan
Janji muluk-muluk dari dunia dapat mengecewakan kita,
termasuk orang-orang yang paling dekat dengan kita. Suami, isteri,
anak-anak dan para sahabat dekat dapat mengecewakan kita. Kita tidak
dapat mengharapkan manusia sepenuhnya, karena hati mereka begitu cepat
berubah. Pada waktu manusia itu baik, maka rasanya baik sekali, namun
bila terjadi benturan maka ia akan menjadi jahat sekali. Jadi di dunia
ini tidak ada yang dapat kita andalkan. Diri sendiri juga bukan andalan
(Hosea 10:13), karena tiba saatnya juga akan hancur dan lenyap. Lalu apa
lagi yang dapat kita andalkan? Senjata? Uang? Titel? Jabatan? Kesehatan?
Semua itu suatu saat akan lenyap dan hilang begitu saja.
Daud sangat memahami masalah ini. Baginya pakaian perang dan
segala senjatanya tidak dapat diandalkan, selain tidak biasa baginya
juga sangat berat, sehingga ia tidak sanggup berjalan. Fokus utama Daud
saat ini bukan kepada sang musuh, namun ia berfokus pada Tuhan. Maka
satu-satunya yang perlu diandalkan hanya Tuhan. Yeremia 17:7 mencatat
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN!" Kemudian Daud mengambil tongkatnya, dipilihnya dari dasar
sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang
dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di
tangannya. Demikianlah ia maju mendekati orang Filistin itu.
(1 Samuel 17:40)
Hari ini apa saja yang menjadi andalan di dalam kehidupan
anda? Kekayaan dapat lenyap, jika umur, maka kita dapat menjadi tua,
teman bisa meninggalkan kita, pasangan hidup sifatnya sementara;
satu-satunya yang paling utama adalah Tuhan, Ia tidak pernah
meninggalkan kita. Mari bersandar sepenuh pada Tuhan, maka Ia pasti
memberikan pertolongan pada kita.
3. Daud mengambil inisiatif bergerak maju
Dalam kondisi yang genting ini, Daud tetap tidak pernah merasa gentar;
karena Ia tahu Tuhan bersamanya, dan ini merupakan modal utamanya. Dalam
1 Samuel 17:38-39 terlihat nyata bahwa Daud bukan berdiam diri menunggu
nasib, tetapi ia mengambil inisiatif bergerak maju, walaupun musuh
menyerang dengan penuh kegeraman. Daud memenangkan pertandingan akbar
ini, karena Daud tahu untuk mencapai keberhasilan maka kita tidak boleh
berdiam diri. Sebuah batu kecil telah menempil di dahi Goliat, sehingga
membuatnya terkapar. Maju terus dan dan pantang menyerah.
Sewaktu saya masih tinggal di Kampus Seminari, Malang, teman saya pernah
bercerita suatu pengalaman yang unik dan menarik. Di Asrama sekolah
dipelihara dua ekor anjing yang cukup galak. Jadi kalau malam hari
setelah jam 23.00 anjing itu bakal dilepaskan hingga besok pagi
kira-kira jam 05.30 baru anjing tersebut dimasukkan ke dalam kandang.
Seorang teman seangkatan yang biasanya olahraga pagi kali ini cukup
kelabakan karena ia dikejar oleh anjing tersebut. Di tengah-tengah
kepanikan itu, apalagi tatkala ia tidak memiliki tempat untuk
menyelamatkan diri, tiba-tiba ia menjadi nekad. Ia membalikkan dirinya
dan mengejar anjing itu; ternyata anjing itu yang melarikan diri.
Bila ketakutan datang menyerang, kita tidak boleh tinggal diam, kadang
kita juga perlu mengambil "sikap menyerang balik". Kata ''sikap
menyerang balik" sengaja dipasang tanda petik maksudnya serangan
baliknya itu bukan dalam arti balas dendam, namun justru melakukan yang
terbaik. Dalam konteks ini Daud telah melakukan yang "terbaik" karena
dengan demikian ia telah meyelamatkan seluruh bangsanya.
Sebuat artikel yang disajikan oleh majalah Fortune mengenai sebuah
perusahaan kecil yang berhasil mengalahkan jaringan kedai kopi raksasa
Starbucks. "Saya hanya punya dua pilihan, melakukan hal yang radikal
atau dengan terpaksa menutup usaha saya," kata pengusaha Mike Sheldrake
yang tokonya sedang mengalami ancaman. Usahanya telah berjalan 22 tahun,
Polly's Gourmet Coffee di Long Beach, California. Dengan dibukanya toko
Starbucks yang hanya berjarak sembilan blok, menyebabkan pendapatan
per-tahun Sheldrake yang bernilai $1 juta mengalami penurunan lebih dari
5% setiap bulannya. Akibatnya dalam setahun pandapatannya turun hingga
bernilai $800.000.
Tidak lama kemudian, toko Starbucks lainnya dibuka lagi, kali ini
jaraknya kurang dari 100 meter. Sebenarnya Sheldrake dapat saja menutup
usahanya dan pindah tempat, namun seperti tokoh dalam Alkitab ini,
Sheldrake memutuskan untuk bertarung. Sheldrake menggunakan pendekatan
yang tepat sasaran yakni dengan beranologi pada "5 batu licin" yang
diwujudnyatakan dalam bentuk memperbaharui penampilan toko, traning
kembali para pegawai, insentif kerja pegawai dinaikkan, mulai menjual
biji kopi hangat yang disajikan langsung dari pemanggang. Dan yang
kelima teknik yang paling jitu dan ampuh yakni pemanggangnya yang dibuat
tahun 1929 diletakkan di tengah-tengah toko untuk menarik perhatian
orang. Bersama dengan tekad dan komitmen untuk melakukan pelayanan yang
lebih baik akhirnya tim Sheldrake ini dapat mempertahankan eksistensi
toko tersebut, walaupun sebenarnya mereka sedang menghadapi toko kopi
raksasa Starbucks.
Kehidupan kita di dunia ini penuh tantangan, dan semua itu
muncul berupa raksasa yang begitu menakuti kita. Jika raksasa ini hendak
disingkirkan, maka kita perlu ingat bahwa kasih Tuhan begitu luar biasa
pernah terjadi dalam hidup kita, kita juga harus mengandalkan Tuhan
saja, bukan pada manusia atau materi dan yang paling penting kita jangan
berdiam diri, namun kita harus bergerak maju dan pantang menyerah. Maju
tak gentar membela yang benar. (San Jose, 25 Juli 2007, 11:39 pm)
--------------------------------------
Rom 8:28 "And we know that to them that love God all things work
together for good, even to them that are called according to his