Friday, June 20, 2008

Kelemahan pertama Firefox 3 ditemukan berselang lima jam sejak diluncurkan

Celah keamanan telah ditemukan pada browser web teranyar Firefox 3 hanya berselang lima jam sejak diluncurkan. Kelemahan pertama ditemukan perusahaan pengembang software keamanan Tipping Point dan telah dilaporkan kepada pihak Mozilla.

Tipping Point menilai kelemahan tersebut termasuk dalam klasifikasi genting. Namun, penyusup hanya dapat menggunakannya jika pengunjung web meng-klik halaman web tertentu yang akan menjalankan kode jahat (malicious code). Hal serupa juga menjadi masalah penting di web browser sebelumnya Firefox 2.0.



Selama Mozilla masih mencari cara untuk menutup kelemahan tersebut, penjelasan rinci mengenai kelemahan tersebut tidak akan diumumkan secara detail kepada publik. Begitu solusinya ditemukan, Tipping Point akan memberikan penjelasan di web resminya.

Kelemahan tersebut ditemukan dalam program rutin Tipping Point yang disebut Zero Day Initiative. Tipping Point menjanjikan hadiah uang tunai kepada pelapor kelemahan yang terbukti benar setelah diverifikasi. Jual beli informasi kelemahan seperti ini memang menjadi salah satu komoditi baru di dunia maya.

WAH

Pergeseran gunung es memicu gempa di lain tempat

Pergeseran es dalam volume besar di kutub ternyata dapat memicu gempa yang getarannya menyebar hingga ratusan kilometer. Jenis gempa yang tidak dipicu aktivitas lempeng tektonik atau gunung berapi ini terjadi beberapa kali di Antartika.



Gempa ditunjukkan rekaman jaringan seismograf yang dipasang Douglas Wiens dari Universitas Washington, AS dan timnya di sekitar Kutub Selatan. Sinyal aktivitas seismik terekam tahun 2001 dan 2003.

"Awalnya kami tidak tahu dari mana asal gelombang tersebut, namun akhirnya kami dapat mendeteksi bahwa sumbernya dari gerakan es," ujar Wiens yang melaporkannya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Ia mengatakan kekuatan gempa yang dipicu gerakan es ini sangat besar karena setara dengan gempa tektonik dengan skala 7.



WAH
Sumber : LIVESCIENCE

Organism renik mampu hidup 1,6 kilometer di bawah dasar laut


Para ilmuwan menemukan organisme renik yang hidup 1,6 kilometer di bawah dasar laut di pantai Newfoundland, Kanada. Temuan ini makin menguatkan pendapat bahwa makhluk-makhluk bersel tunggal mungkin sanggup hidup di lingkungan sangat ekstrim di planet lain.

"Ini mungkin bukan hanya paling dalam namun juga organisme paling panas yang ditemukan jauh di endapan laut," ujar R John Parkes, seorang pakar geobiologi dari Universtas Cardiff, Wales, Inggris yang melaporkan temuannya dalam jurnal Science edisi terbaru. Meski bakteri juga pernah ditemukan di sebuah tambang emas Afrika Selatan pada kedalaman 2 kilometer, rekor organisme di endapan laut sebelumnya di kedalaman 842 meter.

Makhluk hidup bersel tunggal yang baru ditemukan ini mungkin memeroleh energi dari gas methan. Gas tersebut terjebak dalam lapisna batuan yang berumur 111 juta tahun dan suhunya antara 60-100 derajat Celcius.

"Tidak ada cahaya sama sekali, dan tidak ada oksigen di sana," ujar Parkes. Tempat hidupnya benar-benar lapisan batuan meskipun masih ada kandungan air.

Makhluk hidup seperti inilah yang mungkin masih hidup jauh di bagian tersembunyi planate-planet berbatu serupa Bumi, misalnya Mars. Wahana tanpa awak milik NASA, Phoenix Mars Lander, yang baru mendarat di Mars, Senin (26/5) pagi WIB, tengah mencari bukti-bukti es di bawah permukaan Mars yang mungkin mendukung kehidupan semacam ini.

WAH
Sumber : LIVESCIENCE

Ada retakan baru pada beting es Arktik



Bukti-bukti terganggunya lapisan es di Kutub Utara akibat pemanasan global terlihat dari retakan baru pada beting es Arktik. Retakan tersebut baru diketahui pada ekspedisi terakhir yang dilakukan para ilmuwan bersama militer Kanada.

Jalur retakan yang panjangnya lebih dari 16 kilometer terlihat di Ward Hunt yang merupakan salah satu kawasan beting es terbesar di sana. Meski belum terlihat pergerakan, retakan tersebut dapat memicu terpisahnya beting es ke lautan bebas saat musim panas.

"Saya sangat terkejut melihat retakan baru ini," ujar Derek Mueller, ilmuwan dari Universitas Trent, Kanada. Ia mengatakan hal tersebut merupakan proses pemecahan beting es seperti sebuah jigsaw meskipun potongan-potongannya masih saling berikatan dan belum terpisah.

Jika proses pemecahan ini terus berlangsung bukan mustahil potongan-potongan tersebut akan tercerai-berai. Tahun lalu, Pulau Es Ayles yang merupakan beting es raksasa seluas Kota Manhattan telah pecah menjadi dua. Masing-masing potongannya kini telah bergerak sejauh 640 kilometer ke arah selatan dari posisi sebelumnya.

Tahun lalu juga tercatat sebagai rekor melelehnya es Arktik. Jumlah es yang tersisa sepanjang musim panas tahun lalu 23 persen lebih kecil dari rekor sebelumnya. Semua ilmuwan saat ini tengah memantau dampak yang terjadi di kutub utara pada musim panas tahun ini.

WAH
Sumber : BBC

ada 3 planet sepupu bumi, tidak 1 !


Para astronom kembali menemukan tiga planet asing di luar tata surya, biasa disebut exoplanet, yang mirip Bumi. Masing-masing merupakan planet padat karena memiliki massa dua hingga sepuluh kali massa Bumi sehingga planet-planet tersebut dapat disebut super-Bumi.


Ketiganya berada dalam satu sistem tata surya dan mengelilingi sebuah bintang bernama 40307. Bintang yang dikelilinginya sedikit lebih kecil daripada Matahari dan berada dekat konstelasi Doradus dan Pictor sekitar 42 tahun cahaya dari Bumi. Jadi, pantas kalau planet-planet tersebut disebut sebagai sepupu Bumi.

Planet-planet asing tersebut terdeteksi pertama kalinya menggunakan instrumen The High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS) di Observatorium La Silla, Chili tengah. Para astronom menemukannya dengan mengamati gejolak cahaya bintang saat planet melintas di depannya atau disebut peristiwa transit. Spektograf yang ada di instrumen HARPS mampu mendeteksi perubahan tersebut dengan tingkat keakuratan tinggi. Mereka melakukan pengamatan intensif selama lima tahun untuk memastikan penemuan tersebut.

"Massa planet yang paling kecil seperseratus ribu kali bintangnya," ujar Francois Bouchy, salah satu astronom dari Institut Astrofisika Paris, Perancis, yang melaporkan temuan tersebut dalam sebuah konferensi astronomi di Nantes, Perancis, Senin (17/6). Planet-planet itu berukuran 4,2 kali, 6,7 kali, dan 9,4 kali Bumi, namun tak lebih besar dari Planet Uranus dan Neptunus yang mencapai 15 kali ukuran Bumi.

Dengan HARPS, para astronom juga menemukan 45 kandidat planet asing baru yang massanya di bawah 30 kali Bumi. Di antara planet-planet tersebut ada yang bersama-sama mengelilingi satu bintang. "Apakah setiap bintang dihuni planet-planet dan jika ya berapa banyak? Kami mungkin belum tahu jawabannya namun kami telah memperoleh petunjuk ke sana," ujar Michael Mayor, astronom dari Observatoriun Jenewa, Swiss.

Saat ini sudah ada sekitar 270 planet asing yang ditemukan dan rata-rata mengelilingi bintang yang mirip Matahari. Planet asing pertama ditemukan Michel Mayor dan Didier Queloz di sekitar bintang 51 Pegasi tahun 1995. Namun, sebagian besar planet asing merupakan planet gas raksasa seukuran Jupiter atau Saturnus.

WAH
Sumber : BBC