Thursday, March 6, 2008

Iblis jauhilah

Seorang ayah menemukan majalah porno di kamar anak laki-lakinya yang
masih remaja. Ia sangat terkejut. Dibukanya majalah itu. "Ya,
ampun!" serunya dengan mata terbelalak. Lalu dibukanya lagi. "Ya,
Tuhan!" ia makin kaget. Dan, ia terus membukanya. Sampai di halaman
terakhir, "Ya, habis!" serunya pula. Itu hanya cerita humor. Humor
itu hendak menunjukkan kebiasaan orang, yang saat tahu bahwa sesuatu
itu dosa, bukannya menjauh, tetapi malah sengaja mendekat dan
mencoba-coba.

Yusuf tidak bersikap demikian terhadap dosa. Ia terus digoda oleh
istri Potifar, tetapi dengan tegas ia menolak. "Dengan bantuanku
tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia
telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah
ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak
diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau
istrinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar
ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (ayat 8,9). Sampai suatu hari,
pada saat di rumah sedang tidak ada siapa-siapa, godaan itu datang
lagi. Dan, apa yang dilakukan Yusuf? Yusuf pun lari keluar (ayat
12).

Kita perlu meniru Yusuf yang berani bersikap tegas terhadap dosa.
Lari keluar. Menjauh. Tidak lari di tempat, apalagi lari mendekat.
Iblis sangat cerdik. Ketika kita belum jatuh, ia terus-menerus
menggoda kita, "Ayolah, sekali-kali tidak apa-apa." Akan tetapi,
begitu kita terjatuh Iblis akan berkata kepada kita, "Yah, sudah
telanjur jatuh. Sudahlah, ibarat kepalang basah, mandi saja
sekalian!"

JANGAN BERMAIN-MAIN DENGAN DOSA