Tuesday, October 6, 2009

Tuak jadi Etanol, adalah nilai tambah


Tuak adalah sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak sering juga disebuat pula arak adalah produk yang mengandung alkohol. Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau aren, legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain.

Kadar alkohol berbeda-beda bergantung daerah pembuatnya. Arak yang dibuat di pulau Bali yang dikenal juga dengan nama brem bali, dikenal mengandung alkohol yang kadarnya cukup tinggi.

Beberapa tempat di Pulau Madura dahulu dikenal sebagai sebagai penghasil tuak, namun orang Madura tidak mempunyai kebiasaan minum yang kuat. Saat ini dapat dikatakan sangat sedikit orang Madura yang minum tuak atau arak.

Pada saat ini masyarakat Tapanuli (Sumatera Utara),khususnya etnis Batak menganggap bahwa Tuak berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh.

Tuak diubah menjadi Etanol adalah usaha nilai tambah. Contohnya SMA Krista Mitra dan masyarakat Desa Pakis kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal , mengembangkan minuman tuak menjadi etanol yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar minyak (BBM).

Uji coba tuak menjadi etanol hingga sekarang ini masih terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang ingin mempelajari teknis cara pemrosesannya.

Teknisnya, tuak sebanyak 10 liter dicampur dengan gula jawa, setelah dilakukan fermentasi selama tujuh hari dan disuling, menghasilkan 2 liter etanol.

JIka biaya produksi tuak 10 liter tersebut diperhitungkan sebesar Rp 15.000 dan menjadi 2 liter etanol yang harga jualnya mencapai Rp 17.500. Maka terdapat margin keuntungan Rp. 2.500

Menjadikan Tuak berubah Etanol bisa juga digalakkan di sekolah sebagai materi tugas tak terstruktur dan pelajaran berbasis alam, berguna untuk kegiatan sosial sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat.