Nats: Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai
garis akhir dan aku telah memelihara iman (2 Timotius 4:7)
Zoe Koplowitz, wanita berusia 59 tahun, setiap tahun mengikuti lomba
lari maraton di New York. Ia selalu menjadi peserta terakhir yang tiba
di finis. Tahun lalu, juara pertama mencatat waktu 2 jam 9 menit. Zoe?
28 jam 45 menit! Harap maklum; Zoe lumpuh sejak 30 tahun lalu. Ia
hanya bisa berjalan tertatih dengan dua tongkat penyangganya. Zoe ikut
lomba bukan untuk menjadi juara. Ia ingin membuktikan bahwa kelumpuhan
tak membuatnya berhenti berjuang. Buktinya? Walau susah payah, ia
selalu mencapai finis!
Hidup kristiani ibarat lomba lari. Kita harus memelihara iman sampai
akhir. Di akhir hidupnya, Paulus berkata mantap bahwa ia telah
berhasil mencapai garis akhir. Apa rahasianya? Kepada Timotius,
penerusnya, Paulus menekankan perlunya 3 hal: penguasaan diri,
kesabaran menderita, dan ketekunan menjalankan panggilan Tuhan dalam
situasi dan kondisi apa pun (ayat 5). Ibarat lomba lari, semua atlet
bersemangat ketika berangkat dari titik start. Titik kritis terjadi
saat masalah menghadang. Kelelahan, kepanasan, dan kehausan menggoda
untuk berhenti. Hanya mereka yang terus berjuang sambil sabar
menanggung ketidaknyamanan, akan tiba di garis akhir.
Dalam lomba lari iman bisa jadi banyak masalah menghadang,sehingga
mengikut Yesus tak lagi gampang. Godaan dunia begitu memikat. Tawaran
untuk menikmati kesuksesan semu atau memuaskan nafsu bisa membuat Anda
keluar jalur. Penyakit atau persoalan hidup juga dapat membuat Anda
putus asa dan ingin berhenti. Ingatlah pesan Paulus. Tetap berjuang,
bertahanlah sampai akhir. Jangan sampai kehilangan mahkota kebenaran
kekal, hanya karena lalai berjuang dalam hidup yang singkat ini.
UNTUK MENJADI PEMENANG
YANG PALING DIBUTUHKAN IALAH SEMANGAT JUANG